Mitos Gending Lingsir Wengi Sebagai Pengundang Kuntilanak

Tentu anda pernah melihat film-film horror yang bertema kuntilanak, setiap hantu kuntilanak tersebut akan muncul, biasanya diiringi oleh sebuah gending jawa. Berikut ini penggalan liriknya...

Lingsir wengi sliramu tumeking sirno…
Ojo tangi nggonmu guling…
Awas jo ngetoro…
Aku lagi bang wingo wingo…
Jin setan kang tak utusi…
Dadyo sebarang…
Wojo lelayu sebet…


Artinya dalam bahasa Indonesia:
Menjelang malam, dirimu(bayangmu) mulai sirna
Jangan terbangun dari tidurmu
Awas, jangan terlihat (memperlihatkan diri)
Aku sedang gelisah,
Jin setan ku perintahkan
Jadilah apapun juga,
Namun jangan membawa maut

Gending tersebut termasuk dalam gending MOCOPAT dengan unsur DURMA yang mencerminkan suasana/sifat keras, sangar, dan suram. Bahkan kadang mengungkapkan hal-hal yang angker dalam kehidupan. Maka sering kita lihat di film-film horror saat keluar hantu terutama kuntilanak di dengarkan gending Lingsir Wengi tersebut.

Mocopat sendiri terbagi menjadi 11 unsur, yaitu:
  1. Maskumambang: menggambarkan bayi yang masih di dalam kandungan seorang ibu, yang belum bisa dipastikan jenis kelaminnya, Mas berarti belum tahu laki-laki atau perempuan, kumambang berarti hidupnya ngambang di dalam kandungan ibunya.
  2. Mijil: yang artinya sudah lahir dan sudah dipastikan jenis kelaminnya.
  3. Sinom: artinya remaja, disini yang terpenting bagi remaja agar bisa menuntut ilmu yang setinggi-tingginya.
  4. Kinanthi: Berasal dari kata kanthi atau menuntun, yang artinya dituntun supaya dapat berjalan didunia ini.
  5. Asmarandana: Artinya mempunyai rasa cinta kasih kepada sesamanya baik itu pria maupun wanita, karena semua itu sudah merupakan kehendak/kodrat Yang Maha Kuasa.
  6. Gambuh: Berasal dari kata nyambung/sesuai yang artinya kalau sudah pas selanjutnya dijodohkan antara pria dan wanita yang sudah saling mencintai, dengan harapan dapat menjalin kehidupan yang langgeng.
  7. Dhandhanggula: Menggambarkan seseorang yang berbahagia, apa yang dicita-citakan dapat terlaksana. Terlaksana mempunyai pasangan, mempunyai rumah, kehidupan yang kecukupan untuk keluarganya. Makanya seseorang yang sedang menemukan kebahagiaan dapat dikarakankan ibaratn lagunya dandanggula.
  8. Durma: Berasal dari kata Darma, pemberi. Seseorang yang merasa kecukupan hidupnya kemudian tergugah rasa kasihan kepada sanak saudara yang sedang menderita, makanya tergugah ingin membantu dan memberi pertolongan kepada siapa saja. Semua itu diberikan pertolongan sesuai ajaran agama dan rasa sosialnya kepada sesama.
  9. Pangkur: Berasal dari kata Mungkur, meninggalkan yang artinya menghindari hawa nafsu yang angkara murka, semua yang dipikirkan senantiasa berkeinginan membantu kepada sesamanya
  10. Megatruh: Berasal dari kata Megat dan Ruh, yang berarti lepas rohnya atau mati, karena sudah saatnya dipanggil menghadap kepada Yang Maha Kuasa.
  11. Pocung: Kalau sudah menjadi bangkai kemudian dibungkus dengan kain putih atau dipocong sebelum dikebumikan.
source

Asal usul gending "Lingsir Wengi" ini dibuat oleh beliau Sunan Kalijaga, yang berfungsi untuk penolak bala, tolak santet, dan semua yang di "bawa" oleh hantu dan syetan untuk tidak membawa maut. Gending ini jaman dulu digunakan oleh ibu-ibu yang akan menidurkan anaknya saat malam.

Jadi TIDAK BENAR bahwa lagu gending "Lingsir Wengi" tersebut sebagai lagu pengundang setan atau hantu, walau sering digunakan dalam film-film hantu, seperti film Kuntilanak yang diperankan oleh Julie Estelle : LIHAT FILMNYA.

Nah, semoga tulisan ini berguna untuk anda dan jangan mudah percaya dengan mitos-mitos yang tidak jelas sumber-sumber keasliannya.
Salam....

0 komentar:

Posting Komentar